Sabtu, 24 Desember 2016

LAPORAN MANDIRI MAHASISWA KKNT




PERAN KADER PKK DALAM PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK TANAMAN OBAT
KELUARGA (TOGA) DI  DUSUN II 
DESA LABUAN TOPOSO


FAKULTAS                         : KESEHATAN MASYARAKAT
DESA/KELURAHAN         : LABUAN TOPOSO
KECAMATAN                    : LABUAN
KABUPATEN/KOTA        : DONGGALA


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Terpadu  Universitas Muhammadiyah Palu
Tahun Ajaran 2015/2016


Disusun Oleh :


SUSILAWATI
12.1.10.7.1.015



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU  
TAHUN 2016






BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Dalam pembangunan perumahan tidak luput oleh adanya pekarangan rumah dan dalam sejarah usaha pertanian lahan pekarangan merupakan tempat kegiatan usaha tani yang mempunyai peranan besar terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga dan pekarangan pada dasarnya adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan biasanya dikelilingi pagar atau pembatas (Muhlisah, 2012).
Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan misalnya sebagai warung hidup dan apotik hidup menambah, pendapatan keluarga, menyediakan bahan-bahan bangunan dan memberikan keindahan di lingkungan tempat tinggal. Penataan bentuk dan pola pekarangan berbeda-beda tergantung banyak faktor misalnya faktor luas tanah, ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi), keadaan iklim, jenis tanaman dan jauh dekatnya dari kota (Tukiman, 2009).
Secara garis besar, pemanfaatan lahan pekarangan menurut lokasinya dikelompokkan menjadi tiga kategori.
1.      Di daerah pedalaman, pekarangan pada umumnya dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan gizi, obat-obatan, dan rempah-rempah, serta untuk pelestarian lingkungan.
2.      Di daerah pedesaan yang dekat dengan pusat konsumsi, pekarangan dimanfaatkan sebagai penghasil buah-buahan, sumber penghasilan, dan pelestarian lingkungan.
3.      Di daerah perkotaan, pekarangan dimanfaatkan sebagai sumber pangan untuk perbaikan gizi, memberikan kenyamanan dan keindahan, serta melestarikan lingkungan.
Desa Labuan Toposo mempunyai Jumlah penduduk 2700 jiwa, yang tersebar dalam 5 Dusun. Jumlah penduduk yang berada di Dusun II  Dalika yaitu 1004 jiwa dan 272 KK.
Dusun II Desa Labuan Toposo memiliki 20 orang kader PKK dalam pelaksanaan 10 program pokok PKK yang terdiri dari 4 pokja yaitu pokja 1 memegang program penghayatan dan pengamalan pancasila dan program gotong royong, pokja 2 memegang program pendidikan dan ketrampilan dan pengembangan kehidupan berkoperasi, pokja 3 memegang program pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga, pokja 4 memegang kesehatan, kelestarian lingkungan hidup dan perencnaan sehat (Laporan RPJMDES, 2015).
Kegiatan menanami pekarangan dengan tananam obat dikenal dengan nama toga. Program yang dahulu dinamai apotik hidup ini tengah digunakan oleh pemerintah indonesia. Istilah toga lebih mengacu kepada penataan pekarangan. Jadi tidak berarti tanaman yang hanya tanaman hias yang berkhasiat obat. Tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tananam pagar, tanaman buah, tanaman sayur, atau bahkan tananam liar pun dapat ditata di pekarangan sebagai toga. Selain sebagai bahan obat bagi anggota keluarga yang sakit, tanaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk aneka keperluan sesuai dengan kegunaan lainnya.
Di Desa Labuan Toposo tepatnya di Dusun II, masing-masing rumah memiliki pekarangan yang cukup luas tetapi kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan masih kurang. Masih banyak terlihat lahan pekarangan yang tidak termanfaatkan, terlihat gersang dan hanya dipenuhi sampah berserakan dan rumput liar. Kondisi tanah yang kering, berdebu dan cenderung berpasir membuat pekarangan semakin terlihat tak terawat.
Berdasarkan latar belakang diatas maka mendorong  peneliti untuk melakukan penelitian  tentang  “Pengaruh pengetahuan dan pelatihan kader PKK terhadap pemanfaatan lahan pekarangan untuk toga.”
B.            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran kader PKK dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk Toga?
C.           Tujuan 
Untuk mengetahui peran kader PKK dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk Toga.
D.           Manfaat 
1.             Bagi Instansi
Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak terkait dalam hal ini peran kader PKK dalam memanfaatkan lahan pekarangan sebagai media untuk Toga, sehingga meampu memberikan contoh bagi masyarakat lain yang berada di Dusun II Desa Labuan Toposo.
2.             Bagi Institusi 
Sebagai referensi maupun literatur ilmiah bagi mahasiswa dalam meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman Toga.
3.             Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan merupakan salah satu bahan bagi peneliti selanjutnya.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.                        Pemberdayaan dan Kesejahteraaan Keluarga (PKK)
1.                  Pengertian PKK
Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolanya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, berkesetaraan dan berkeadilan gender serta berkesadaran hukum dan lingkungan.
Kelembagaan dan pengelolaan gerakan PKK disebut Tim  penggerak PKK (TP PKK) adalah mitra kerja pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing  jenjang untuk terlaksananya program PKK. TP PKK ini meliputi pusat,  provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, desa/kelurahan.
Konsep pemberdayaan (empowering) dalam pendidikan luar sekolah di Indonesia pertama kali dikembangkan oleh Kindervaltter yang memandang bahwa pemberdayaan sebagai proses pemberian kekuatan atau daya dalam bentuk pendidikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran, pengertian, dan kepekaan warga belajar terhadap perkembangan sosial, ekonomi dan politik, sehingga pada akhirnya memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat. Secara historis konsep pemberdayaan telah mengalami perkembangan (Tim Penggerak Pusat PKK, 2010).
2.                  Visi dan Misi PKK
a.                    Visi
Terwujudnya keluarga beriman yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliadan berbudi luhur, sehat, sejahtera, maju, mandiri berkesetaraan dan berkeadilan gender serta  berkesadaran hukum dan lingkungan.
b.                   Misi
1)        Meningkatnya mental spiritual, perilaku hidup dengan menghayati dan mengamalkan pancasila serta meningkatkan  pelaksanaan dan kewajiban dengan kewajiban Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi, meningkatkan kesetiakawanan sosial dan kegotong royongan serta pembentukan watak bangsa yang selaras, serasi, seimbang.
2)        Meningkatkan pendidikan dan keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan pendapatan keluarga.
3)        Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga, serta  peningkatan pemanfaatan pekarangan, sandang dan penataan  perumahan serta tata laksana rumah tangga yang sehat.
4)        Meningkatkan derajat kesehatan, kelestarian lingkungan hidup serta membiasakan hidup berencana dalam semua aspek kehidupannya dan perencanaan ekonomi keluarga dengan membiasakan menabung.
5)                 Meningkatkan pengelolaan gerakan PKK baik kegiatan  perorganisasian maupun pelaksanaan program yang disesuaikan dengan situasi dan kondiso masyarakat.
3.                  Tujuan Gerakan PKK
Gerakan PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia dan  berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender kesadaran hukum dan lingkungan.
4.                  Sasaran Gerakan PKK
Sasaran gerakan PKK adalah keluarga, baik dipedesaan maupun perkotaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kepribadiannya dalam bidang:
a.                    Mental spiritual meliputi sikap dan perilaku sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara yang dinamis serta  bermanfaat, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
b.                   Fisik material meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan dan kesempatan kerja yang layak serta hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan pendidikan pengetahuan dan keterampilan.
5.        Program Gerakan PKK
Sepuluh program pokok PKK yaitu: penghayatan dan  pengamalan Pancasila, gotong royong, pangan, papan, perumahan dan tata laksana rumah tangga, pendidikan dan keterampilan, kesehatan,  pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup,  perencanaan sehat.
B.            Pekarangan
1.      Definisi Pekarangan
Pekarangan adalah taman rumah tradisional yang bersifat pribadi, yang merupakan sistem yang terintegrasi dengan hubungan yang erat antara manusia, tanaman, dan hewan. Pekarangan juga merupakan ruang terbuka yang sering dimanfaatkan untuk acara kekerabatan dan kegiatan sosiaL (Wurianingsih, 2011).
Pekarang merupakan satu kesatuan lahan yang terdiri dari berbagi macam komponen penyusun dan antar komponen saling berinteraksi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Salah satu komponen terpenting dalam pekarangan berupa rumah tinggal (Mahendra, 2010).
Lahan ini jika dipelihara dengan baik akan memberikan lingkungan yang menarik nyaman dan sehat serta menyenangkan sehingga membuat kita betah tinggal di rumah. Pertanaman pekarangan di daerah pedesaan umumnya tersusun dari berbagai jenis tanaman dan mengisi ruangan dengan jenis-jenis yang ketinggian tajuknya lebih dari 20 m dari permukaan tanah.
Menurut Kristanti (2012) pekarang disekitar rumah dapat memiliki berbagai fungsi sesuai peruntukannya. Adapun funsgi pekarangan secara garis besar dapat dikelompokkkan :
1.        Daerah umum (public area)
Pekarangan dapat dilihat dan dinikmati oleh penghuni rumah juga oleh siapa saja yang lewat di depan atau disekitar rumah kita.
2.        Daerah kesibukan (service area)
Pekarangan ini diperuntukkan bagi penghuni rumah, misalnya tempat bermain, mencuci pakaian, mencuci piring atau lainnya. Area ini dapat ditanam tanaman bumbu-bumbuan, sayur-sayuran atau tempat menanam tanaman obat-obatan.
3.        Daerah pribadi (private area)
Daerah ini diperuntukkan untuk pribadi, misalnya tempat ibu atau bapak menanam tanaman hobbinya tempat “bertukang”, melakukan penelitian yang paling hemat, aman, setiap saat dapat diamati.
4.        Daerah famili (family area)
Daerah ini dapat dibuat taman untuk kepentingan keluarga, atau tempat berolah raga, atau tempat keluarga berkumpul, camping dan lainnya. Arean ini biasanya ditempatkan di lokasi yang strategis.
Menurut Soemarwoto (2009) membagi fungsi pekarang menjadi 7 yaitu : penghasil bahan makanan, penambah pendapatan, penghasil bahan bumbu dan obat, penghasil bahan bangunan, kayu bakar, bahan kerajinan dan ternak dan penghasil protein. Sedangkan Karyono (2007) membagi fungsi pekarang menjadi sosial ekonomi, sosial budaya, pendidikan, produksi, peningkatan gizi dan perlindungan terhadap tanah dan air. Pemanfaatan lahan didasarkan pada beberapa aspek antara lain :
1.        Ketersediaan lahan yang semakin sempit. Pengembangan pertanian memiliki tantangan dalam hal ketersediaan sumberdaya lahan yang semakin terbatas akibat konversi lahan dari pertanian ke non pertanian. Berkurangnya lahan pertanian karena konversi akan bersifat permanen terhadap turunnya produksi.
2.        Semakin terbatasnya sumber air. Air merupakan sumberdaya yang utama dalam proses produksi pertanian. Ketersediaan air yang menurun menyebabkan upaya pertanian menjadi tidak opimal, baik untuk pemanfaatan lahan maupun untuk pertumbuhan dan produksi tanaman.
3.        Harga sarana produksi pertanian (saprotan) semakin mahal dan langka.
4.        Terganggunya keseimbangan ekosistem akibat penerapan sistem pertanian monokultur, sehingga dapat memacu terjadinya ledakan (outbreak) serangan OPT.
Secara konseptual, pemanfaatan lahan pekarangan dapat memberikan berbagai keuntungan yang berupa :
a.    Meningkatkan penghasilan, karena dapat menghasilkan bahan pangan atau bahan obat-obatan bahkan ternak untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah.
b.         Menciptakan lingkungan yanag nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (suistanable development), karena pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat baik.
c.          Tempat menyalurkan segala kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota keluarga.
d.   Tempat mendidik anggota keluarga cinta lingkungan, juga pekarangan dapat menjadi laboratorium hidup.
2.        Pola Pemanfaatan Pekarangan
Pemanfaatan pekarangan dilakukan dengan berbagai tujuan dan pola atau bentuk. Adapun langkah-langkah pemanfaatan lahan pekarangan dapat dilakukan sebagai berikut :
a.         Persiapan Media Tanam
Persiapan media dapat dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan. Namun rumah tangga yang memiliki lahan sempit dapat memanfaatkan media tanam alternative yang berupa pot dan vertikultur.
b.         Pemilihan Jenis Tanaman
Pemilihan jenis tanaman berdasarkan keperluan rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan (kunyit, jahe, temulawak, mengkudu) dan keperluan dapur (cabe, tomat, sereh, sayuran,) serta pelengkap gizi keluarga (pepaya , pisang , jeruk dan lain-lain). Upayakan menanam beragam jenis tanaman dengan maksud untuk mencegah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang memiliki figure menarik misalnya tanaman mengkudu yang memiliki bentuk daun yang lebar, tanaman kencur dengan bentuk daun yang unik dan sebagainya. Beberapa jenis sayuran yang dapat ditanam di pekarangan antara lain bayam, kangkung, kemangi, kobis, sawi, seledri, bawang daun, bawang merah, cabai, buncis, kacang-kacangan.
c.         Tata Letak Tanaman
Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari bagian Timur dan tempatkan  jenis tanaman yang berukuran besar seperti buah-buahan di bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman yang besar tidak menaungi/menghalangi sinar matahari terhadap tanaman yang kecil. Demikian pula kerapatan dan populasi tanaman perlu diperhatikan karena mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari serta persaingan antar tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara.
d.        Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan. Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu penyiangan, penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan lahan dari rumput-rumput liar, bertujuan untuk mencegah kompetisi nutrisi tanaman dari tanah selain untuk kebersihan dan keindahan. Sisa-sisa tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke dalam tanah karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman dan serasah ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk organik atau kompos. Pemberian air dengan cara penyiraman secara kontinyu sangat penting terutama pada tanaman yang berumur muda dan baru tumbuh, untuk selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan pekarangan apakah kekeringan atau basah (lembab). Salah satu upaya untuk mempertahankan ketersediaan air di lahan pekarangan adalah dengan membuat kolam.
Tetapi umumnya tanaman sayur disiram 1-2 kali per hari untuk tanaman sayur dalam pot. Pemupukan bertujuan untuk memberikan suplai unsur hara tambahan pada tanaman. Sebaiknya bahan pupuk yang digunakan bersifat organik, misalnya pupuk organik cair , kompos dan pupuk kandang. Pengendalian hama penyakit lebih mudah dilakukan dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman sayur ini. Untuk tanaman di pot kemungkinan penularan penyakit melalui akar jarang terjadi karena akar diabatasi oleh pot. Pada lahan pekarangan yang sempit kita bisa mengendalikan hama dan penyakit secara manual sehingga penggunaan bahan kimia dapat dibatasi. Hal ini akan membuat sayuran yang dihasilkan dari pekarangan lebih sehat untuk dikonsumsi, karena merupakan sayuran organik.
e.         Pemanenan
Pemanenan Sayuran perdu yang dipetik daunnya sudah dapat dipetik hasilnya pada umur 35-40 hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan selang 3–4 hari. Namun berbeda denga bayam cabut dan kangkung darat dilakukan secara langsung dengan mencabut tanaman beserta akarnya. Jenis sayuran seperti kol, sawi, selada dipanen umur 2–3 bulan. Kacang-kacangan dipanen dengan melihat kondisi polong kacangnya. Cabe dan tomat dapat dipanen umur 45–50 hari setelah tanam. Labu siam dipanen antara 3–5 bulan setelah tanam. Tanaman yang tidak sekali panen jika pemeliharaannya baik dapat terus dipanen dalam waktu yang lama.
C.           Tanaman Obat Keluaga (TOGA)
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Muhlisah, 2012).
Untuk memperoleh pengobatan yang ideal seorang pengobat herbal harus pandai dan cermat dalam membuat formula tanaman obat. Formula yang digunakan alam pengobatan haruslah sesuai dengan kondisi pasien yang berobat.kondisi pasien sangat berkaitan dengan dosis dan tingkat keberhasilan dalan pengobatan herbal.
Tanaman obat keluarga pada dasarnya adalah tanaman yang ditanam di halaman rumah, kebun ataupun sebidang tanah yang dimanfaatkan sebagai budidaya tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga akan obat-obatan. Tanaman obat keluarga juga berfungsi sebagai pemanfaatan lingkungan di sekitar rumah dan kebun. Di era sekarang semakin banyak keluarga yang sadar betul apa manfaat dari tanaman obat itu sendiri (Juwita, 2008).
Kalau kita kaji lebih dalam sungguh banyak sekali khasiat dari tanaman obat keluarga tersebut. Banyak pula jenis nya. Sebagai contoh kumis kucing, sambiloto, lidah kucing dan lidah buaya. Tentunya tanaman obat ini sudah banyak di ketahui khasiatnya. Mulai dari kumis kucing yang berkhasiat sebagai obat pada penyakit pada saluran kencing seperti infeksi ginjal, infeksi kandung kemih, kencing batu dan encok atau kita bisa juga menanam tanaman pengusir nyamuk.
Yang dimaksud dengan TOGA adalah Taman Obat Keluarga. Kata “Taman” menunjukakan adanya suatu usaha untuk meningkatkan nilai estetika tanaman dalam hal ini tanaman obat dengan adanya pengaturan yang sesuai dengan potensi lahan dan enak dipandang mata. Sedangkan kata “Keluarga” menunjukkan “taman obat” ini berfungsi untuk menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga dan dibuat di lingkungan keluarga, yaitu di pekarangan rumah, dapat juga di pekarangan sekolah atau kantor.
Pekarangan biasanya memiliki luas lahan terbatas, maka jenis tanaman obat sebaiknya dipilih yang penting dan bermanfaat untuk keperluan menjagan kesehatan keluarga sehari – hari. Selain itu, dipilih jenis tanaman yang mudah dibudidayakan dan tidak menyita tempat karena ukuran tajuk yang besar. Karena sifat pekarangan berbeda dengan kebun atau ladang, maka pemilihan tanaman juga harus memperhatikan factor keindahan serta memperhatkan kondisi halaman, misalnya, kontur tanah, bentuk serta adanya pohon atau bangunan lain. Faktor paling penting dalam mengatur lahan untuk tanaman obat adalah memperhatikan estetika (keindahan). Jangan sampai tanaman obat yang kita tanam di halaman merusak/mengganggu pemandangan. Juga harus diperhatikan keberadaan elemen taman lain, yaitu soft material misalnya kandang ternak,tiang bendera, jalan tapak kolam ikan dan lai–lain (Tukiman, 2004).
Dewasa ini obat-obatan modern sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Obat-obatan itu dalam berbagai bentuk sudah dijual bebas dan mudah sekali didapatkan dengan harga yang relatif terjangkau seluruh lapisan masyarakat.  Akhir-akhir ini trend pengobatan modern cenderung kembali ke tanaman obat yang digunakan secara tradisional. Ada beberapa alasan yang mendasari kecendrungan ini. Misalnya,tanaman obat yang digunakan secara tepat, tidak atau kurang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat-obatan modern  terutaman yang dibuat dari bahan sintesis. Alasan lain,obat-obatan tradisional juga lebih tepat untuk digunakan sebagai penyakit atau untuk menjaga kesehatan.
Tanaman obat merupakan salah satu sumber daya yang sudah ada sejak dahulu kala dimanfaatkan oleh nenek moyang kita dalam upaya mengatasi masalah kesehatan dengan menjadikan berbagai ramuan bahan tanaman obat. Oleh karena itu pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) perlu dikembangkan dan disebar luaskan di masyarakat terutama untuk ibu-ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga sangat berperan dalam masalah kesehatan, sehingga apabila anggota keluarga ada yang sakit maka ibu rumah tanggalah yang melakukan pencegahan pertama dalam mengatasi masalah kesehatan. Namun dewasa ini banyak kecenderungan perubahan sikap konsumen dalam masalah mengkonsumsi obat-obatan untuk kesehatan. Kesehatan bagi kelangsungan hidup kita sangat penting sekali, karena tanpa kesehatan kita tidak dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat mempertahankan hidup di dunia ini.
1.        Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.         Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat
b.         Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman
c.         Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman
d.        Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak
e.         Jenis tanaman yang hampir punah
f.          Jenis tanaman yang masih liar
g.         Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku peman faatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.
Tanaman toga ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan ramuan tradisional. Dimana bahan-bahan tersebut diambil dari berbagai bagian dari tanaman tersebut. Sebagai contoh tanaman toga berdasarkan bagian yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.         Jenis tanaman yang dimanfaatkan daunnya
1.    Seledri, manfaatnya untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
2.    Belimbing, digunakan untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
3.    Kelor, manfaatnya mengobati panas dalam atau demam
4.    Daun bayam duri, manfaatnya untuk mengobati kurang darah.
5.    Kangkung, manfaatnya untuk mengobati insomia.
6.    Sirih, manfaatnya untuk menyembuhkan batuk, antiseptika, dan obat kumur.
7.    Salam, bersifat astringensia
8.    Jambu Biji, manfaatnya untuk menyembuhkan mencret.
b.        Jenis tanaman yang dimanfaatkan kulit batangnya
1.         Kayu manis dimanfaatkan untuk mengobti penyakit batuk, sesak napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung.
2.         Jeruk nipis, kulit batangnya dapat digunakan sebagai antiseptik, sehingga bisa dipakai bahan baku obat kumur.
Dilihat dari aspek pemanfaatannya tanaman obat keluarga di bagi menjadi beberapa jenis,di antaranya sebagai berikut :
1)        Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan daunya. Contohnya, Seledri, manfaatnya untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
2)        Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan batangnya. Kayu manis dimanfaatkan untuk mengobati penyakit batuk, sesak napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung.
3)        Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan akarnya.
4)        Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan umbinya.
2.        Fungsi Tanaman Obat Keluaraga (TOGA)
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
a.         Upaya preventif (pencegahan)
b.         Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)
c.         Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
a.         Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, seledri, pepaya dan lain-lain.
b.         Sarana untuk pelestarian alam.
c.         Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
d.        Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
e.         Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pohon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
f.          Sarana untuk pemerataan pendapatan.
g.         Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
h.         Sarana keindahan
Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.
3.        Pemanfaatan  Tumbuhan Obat
Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Berbicara tentang pemanfaatan tumbuhan obat atau bahan obat alam pada umumnya sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru. Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari,baru itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi keperluan kehidupannya,termasuk keperluan akan obat-obatan dalam angka mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
Hal ini menunjukkan bahwa zat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat (Tukiman, 2004).
Adapun pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:
a.         Demam panas
b.         Batuk
c.         Sakit perut
d.        Gatal- gatal
Pengobatan tradisional atau alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak termasuk dalam standart pengobatan kedokteran modern (pelayanan kedokteran standart) dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut. Manfaat atau khasiat serta mekanisme dari pengobatan alternatif biasanya masih dalam taraf diperdebatkan (Turana, 2003).
Dalam UU Kesehatan R.I no 23 Tahun 1992 pasal 47 tentang pembinaan, pengawasan dan pengembangan pengobatan alternatif sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pengobatan alternatif adalah cara pengobatan atau perawatan yang diselenggarakan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun atau berguru melalui pendidikan, baik asli maupun dar i luar Indonesia.
Pengobatan alternatif adalah upaya kesehatan yang diselenggarakan dengan cara alternatif untuk meningkatkan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitative).
4.        Manfaat Toga Terhadap Kesehatan Lingkungan  
TOGA (Tanaman obat keluarga) merupakan upaya untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman berkhasiat obat. Selain sebagai sarana untuk menjaga kesehatan masyarakat, toga juga berfungsi sebagai sarana penghijauan, sarana untuk pelestarian alam, sarana memperbaiki gizi, sarana untuk pemerataan pendapatan, sarana penyebaran gerakan penghijauann dan sarana keindahan pekarangan atau lingkungan.
Manfaat yang dihasilkan dari tanaman obat bagi masyarakat, dapat digolongkan menjadi tiga kategori kemanfaatan :
a.         Manfaat dari sisi Ekonomi
1)        Mengurangi efek ketergantungan penggunaan obat kimia
2)        Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat keluarga
3)        Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan tanaman obat keluarga

b.         Nilai Tambah dari sisi Lingkungan Hidup
1)        Pemberdayaan lingkungan agar semakin indah dan asri setelah ditanami tanaman obat keluarga.
2)        Mengurangi pemanasan global dengan penanaman tanaman obat.
c.         Dampak Sosial Secara Nasional
Terciptanya pendidikan kesehatan pada masyarakat yang notabene masyarakat khususnya dipedesaan mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang lebih dan perlu pelestarian dan pemberdayaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.
D.           Faktor yang mempengaruhi peran kader PKK dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk Toga
1.        Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. pengetahuan terdiri dari :
a.    Pengetahuan Produk, meliputi kumpulan berbagai macam  informasi mengenai karakteristik produk, manfaat, dan kepuasan yang diperoleh dari produk. Dalam hal ini pemanfaatan lahan pekarangan untuk Toga.
b.    Pengetahuan pembelian, terdiri atas pengetahuan tempat dan pengetahuan lokasi produk.
c.    Pengetahuan pemakaian, pengetahuan konsumen mengenai penggunaan produk dengan baik dan benar. Pengetahuan mengenai prosedur pemanfaatan lahan pekarangan untuk Toga.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk toga dapat dilihat berdasarkan pengetahuan terdiri dari beberapa tingkatan (Notoatmodjo, 2010) yaitu:
1)        Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada tingkat ini, mengingat kembali (recall) mengenai sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Untuk mengukur bahwa orang tahu, antara lain mendefinisikan tentang lahan pekarangan dan Toga.
2)        Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Dalam hal ini, responden mampu menjelaskan pentingnya pemanfaatan lahan pekarangan untuk Toga.
3)        Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Dalam hal ini, misalnya kader PKK dapat melaksanakan kegiatan penanaman Toga di lahan pekarangan.

4)        Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5)        Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru.
6)        Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Dalam hal ini pengetahuan dimaksudkan sejauh mana kader PKK mengetahui tentang pemanfaatan lahan pekarangan untuk toga dan sejauh mana pengetahuan kader PKK tentang manfaat toga bagi kesehatan.
2.        Pelatihan
a.         Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang. Pelatihan mungkin juga meliputi pengubahan sikap sehingga seseorang dapat melakukan pekerjaannya lebih efektif. Pelatihan dapat dilakukan pada semua tingkat dalam organisasi (Kaswan, 2011).

b.         Tujuan Pelatihan
Secara khusus dalam kaitannya dengan pekerjaan, Simamora dalam Kamil (2010) mengelompokkan tujuan pelatihan ke dalam lima bidang, yaitu:
1)        Memutakhirkan keahlian seseorang sejalan dengan perubahan teknologi.
2)        Mengurangi waktu belajar bagi karyawan untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
3)        Membantu memecahkan permasalahan operasional
4)        Mempersiapkan untuk promosi
5)        Mengorientasikan terhadap organisasi
c.         Prinsip Pelatihan
Pelatihan merupakan proses pembelajaran maka prinsip-prinsip pelatihanpun dikembangkan dari prinsip-prinsip pembelajaran (Kamil, 2010). Beberapa prinsip umum agar pelatihan berhasil adalah sebagai berikut:
1)        Prinsip perbedaan individu
Perbedaan-perbedaan individu dalam latar belakang sosial, pendidikan, pengalaman, minat, bakat, dan kepribadian harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pelatihan.
2)        Prinsip motivasi
Agar peserta pelatihan belajar dengan giat perlu ada motivasi. Motivasi dapat berupa pekerjaan atau kesempatan berusaha, penghasilan, kenaikan pangkat atau jabatan dan peningkatan kesejahteraan serta kualitas hidup. Dengan begitu, pelatihan berasa bermakna oleh peserta pelatihan.
3)        Prinsip pemilihan dan pelatihan para pelatih
Efektivitas program pelatihan attara lain bergantung pada para pelatih yang mempunyai minat dan kemampuan melatih. Pemilihan dan pelatihan parampelatih dapat menjadi motivasi tambahan bagi para peserta pelatihan.
4)        Prinsip belajar
Belajar harus dimulai dari yang mudah menuju kepada yang sulit, atau dari yang sudah diketahui menuju kepada yang belum diketahui.
5)        Prinsip Kerjasama
Pelatihan dapat berhasil dengan baik melalui kerjasama yang apik antar semua komponen yang terlibat dalam pelatihan.
6)        Prinsip Metode Pelatihan
Terdapat berbagai metode pelatihan, dari tidak ada satupun metode pelatihan yang dapat digunakan untuk semua jenis pelatihan. Untuk itu perlu dicarikan metode pelatihan yang cocok untuk suatu pelatihan.
7)        Prinsip hubungan pelatihan dengan pekerjaan atau dengan kehidupan nyata Pekerjaan, jabatan, atau kehidupan nyata dalam organisasi atau dalam masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan, sehingga perlu diselenggarakan pelatihan.
d.        Metode Pelatihan
Metode pelatihan merupakan pendekatan terhadap cara penyelenggaraan dan pelaksanaan pelatihan (Sastrohadiwiryo, 2005). Metode pelatihan yang biasa dianut manajemen meliputi:
a.         Pelatihan di tempat kerja
b.        Kuliah dan Konferensi
c.         Studi kasus
d.        Permainan peran
e.         Seminar dan lokakarya
f.         Simposium
g.        Kursus korespodensi
h.        Diskusi kelompok
i.          Permainan manajemen
j.          Kombinasi.
Adapun kaitan antara pelatihan dengan peran kader PKK dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk toga yaitu apakah kader PKK pernah mengikuti pelatihan tentang bagaimana pengolahan lahan pekarangan untuk budidaya Toga serta pelatihan mengenai jenis-jenis Toga dan manfaatnya terhadap kesehatan.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.           HASIL
1.             Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Labuan Toposo merupakan salah satu desa dari 6 (enam) Desa yang ada di Kecamatan Labuan, merupakan desa terkecil dengan luas 6060 Ha, yang terdiri dari 5 (Lima) Dusun. Menurut sejarahnya Desa Labuan Toposo telah ada sejak tahun 1993, dengan Motto berdirinya Desa adalah Roso, Risi, Rasa bersama tokoh-tokoh masyrakat pada masa itu.
Nama Labuan Toposo diambil dari bahasa kaili yang berasal dari 2 kata  yaitu  Labuan dan Toposo .  Labuan  diambil dari nama kecamatan yang artinya satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dari 6 Desa sedangkan  kata Toposo  berarti  mata air  yang  terbelah.
Batas Desa Labuan Toposo terdiri dari :
a.             Sebelah Utara         : Desa Siniu / Silanga Kecamatan Ampibabo
b.             Sebelah Selatan       : Labuan Panimba Kecamatan Labuan
c.             Sebelah Barat         : Desa Tatari Kecamatan Sindue
d.            Sebelah Timur         : Desa Labuan Kungguma Kecatan Labuan
Desa Labuan Toposo mempunyai Jumlah penduduk 2700 jiwa, yang tersebar dalam 5 Dusun. Jumlah penduduk yang berada di Dusun II  Dalika yaitu 1004 jiwa dan 272 KK..

Tabel  3.1
        10 Program Pokok PKK
No
Pokja
Program Pokok
Jumlah Kader
1
Pokja I
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Program Gotong Royong
5
2
Pokja II
Pendidikan dan Ketrampilan dan Pengembangan Kehidupan Berkoperasi
5
3
Pokja III
Pangan, Sandang, Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga
5
4
Pokja IV
Kesehatan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan Perencanaan Sehat
5
                   Sumber : Data Primer, 2015
2.             Identifikasi Masalah
Pelaksanaan program KKP–Kes  di Desa Labuan Toposo, Kecamatan Labuan telah berjalan dengan baik sebagaimana yang di harapkan.  Berdasarkan hasil Observasi  selama selama 7 hari di Dusun II  Desa Labuan Toposo  hasil yang didapat dalam program peminatan AKK  yaitu:
a.         Masing-masing rumah memiliki pekarangan yang cukup luas tetapi kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan masih kurang.
b.        Masih banyak terlihat lahan pekarangan yang tidak termanfaatkan, terlihat gersang dan hanya dipenuhi sampah berserakan dan rumput liar. Kondisi tanah yang kering, berdebu dan cenderung berpasir membuat pekarangan semakin terlihat tak terawat.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut maka dilakukan beberapa kegiatan sebagai pemecahan masalah. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam program tersebut adalah sebagai berikut:
1.             Kegiatan Observasi
Dalam kegiatan observasi selama 7 hari di Dusun II Desa Labuan Toposo  dikumpulkan data kader PKK.
2.             Kegiatan yang dilakukan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan kader PKK, yaitu  dengan rincian kegiatan  sebagai berikut :
a.         Mengunjungi  rumah kader PKK dan  mengkaji  penyebab kader PKK belum memanfaatkan lahan pekarangan untuk Toga.  
b.         Penyuluhan tentang manfaat Toga bagi kesehatan juga  dilakukan di balai Desa Labuan Toposo pada tanggal 23 Maret 2016, tujuan dari penyuluhan ini adalah menambah pengetahuan kader PKK tentang manfaat Toga bagi kesehatan serta mengajak mereka mengolah lahan pekarangan mereka untuk Toga.
B.            Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi dan penyuluhan diketahui bahwa faktor pengetahuan dan pelatihan berpengaruh terhadap peran kader PKK dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat keluarga (Toga).
1.        Pengaruh pengetahuan terhadap peran kader PKK dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat keluarga (Toga)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan hasil observasi dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dilakukan di Dusun II Desa Labuan Toposo diketahui bahwa tingkat pengetahuan kader PKK yang masih kurang, dalam hal ini pengetahuan kader PKK dalam mengetahui jenis-jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, sehingga hal ini berpengaruh terhadap kemauan mereka dalam memanfaatkan lahan pekarangan untuk tanaman obat keluarga (TOGA).
2.        Pengaruh pelatihan terhadap peran kader PKK dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat keluarga (Toga)
Pelatihan adalah proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang. Pelatihan mungkin juga meliputi pengubahan sikap sehingga seseorang dapat melakukan pekerjaannya lebih efektif. Pelatihan merupakan penunjang dari pengetahuan karena melalui pelatihan segala sesuatu yang telah dipelajari akan diaplikasikan langsung pada pelaksanaan kegiatan pelatihan itu sendiri.

Berdasarkan hasil observasi dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dilakukan di Dusun II Desa Labuan Toposo diketahui bahwa belum adanya kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh kader PKK dalam hal pengolahan lahan pekarangan sebagai media penanaman obat keluarga (TOGA), sehingga kader PKK tidak memanfaatkan lahan pekarangan  mereka untuk tanaman obat keluarga (TOGA).

















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.           Kesimpulan
Dari hasil Observasi  di masyarakat  pada  pelaksanaan program  KKP–Kes  di Desa Labuan Toposo khususnya Dusun II ditemukan masalah kesehatan yang berhubungan dengan peminatan AKK yaitu masing-masing rumah memiliki pekarangan yang cukup luas tetapi kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan masih kurang. Masih banyak terlihat lahan pekarangan yang tidak termanfaatkan, terlihat gersang dan hanya dipenuhi sampah berserakan dan rumput liar. Kondisi tanah yang kering, berdebu dan cenderung berpasir membuat pekarangan semakin terlihat tak terawat.
Berdasarkan teori yang ada dan kenyataan di masyarakat Dusun II  Desa Labuan Toposo penyebab masih kurangnya pemanfaatan lahan pekarangan untuk Toga yaitu:
1.        Masih kurangnya pengetahuan warga tentang Toga dan manfaatnya bagi kesehatan,
2.        Belum adanya kegiatan pelatihan bagi kader PKK dalam mengolah lahan pekarangan,
3.        Kurangnya perhatian dari pemerintah Desa terhadap pelaksanaan program pokok PKK yang berkaitan dengan kesehatan misalnya pengadaan bibit untuk Toga. 


B.       Saran
1.      Bagi Instansi
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang ditemukan diharapkan semua pihak terkait  khususnya kader PKK agar lebih aktif lagi dalam melaksanakan program pokok PKK khususnya yang berkaitan dengan kesehatan dan untuk pemerintah Desa agar lebih memperhatikan program kegiatan PKK serta mampu membantu dalam menyediakan bibit Toga bagi kader PKK dan warga untuk diolah dilahan pekarangan mereka.
2.      Bagi Institusi
Diharapkan institusi dalam hal ini  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu dapat bekerjasama dengan dengan Instansi Pemerintah Desa untuk menyelenggarakan kegiatan penyuluhan tentang Toga dan manfaatnya bagi kesehatan.
3.      Bagi Peneliti
Agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang analisis peran kader PKK dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk Toga.







Daftar Pustaka


Juwita, R. 2008, Ensiklopedia Biologi: Tanaman Obat I. Depok: Penebar Swadaya.

Karyono. 2007. Pengalaman dengan Agroforestry di Jawa Indonesia. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Kristanti. 2012. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Menjadi Taman Yang Produktif. Uripsantosowordpress.com diakses tanggal 24 Maret 2016.

Kamil, Mustofa. 2010. Model pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
Bandung : Alfabeta.

Muhlisah, Fauziah. 2012, Tanaman Obat Keluarga. Depok: Penebar Swadaya

Mahendra, F. 2011. Sistem Agroforestri dan Aplikasinya. Graha Ilmu.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Tim Penggerak PKK Pusat. 2010, Hasil Rapat Kerja Tahunan Nasional VII PKK Tahun 2010. Jakarta: Tim Penggerak PKK Pusat.

Pemerintah Kab. Donggala. 2015, Laporan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES). Donggala.

Soemarwoto, O. 2009. Sistem Kebun-Talun : Suatau Sistem Pertanian Hutan Tradisional. Proseding Seminar Agroforestry dan Pengendalian Perladangan. 19-21 November 1981. Jakarta

Tukiman. 2004, Pemanfaatan Obat Keluarga (TOGA) untuk Kesehatan Keluarga. Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara

Wurianingsih, Mega. 2011. Studi karakteristik dan fungsi pekarangan di Desa Pasir Eurih Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor. Skripsi IPB: Bogor.






 




0 komentar:

Posting Komentar